Sabtu Suci adalah hari yang tenang dan sunyi. Setelah Jumat Agung yang penuh kesedihan dan sebelum Minggu Paskah yang penuh sukacita, Sabtu Suci mengajak kita untuk diam dan merenung.
Sabtu Suci bisa menjadi simbol dari masa-masa sulit dalam hidup. Misalnya, saat merasa gagal, kecewa, kesepian, atau bingung dengan banyak hal. Di saat seperti itu, mungkin kita merasa seperti Sabtu Suci—sepi, tidak tahu harus bagaimana, dan hanya bisa menunggu.
Tapi Sabtu Suci mengajarkan bahwa keheningan bukan akhir. Justru di dalam diam, harapan sedang dipersiapkan. Sama seperti Paskah datang setelah Sabtu Suci, begitu juga dalam hidup kita: setelah kesulitan, akan ada saat di mana kita bangkit lagi.
Kita diajak untuk tidak menyerah saat sedang lelah, bingung, atau kecewa. Gunakan waktu hening untuk berpikir, merenung, dan menemukan kembali semangat. Karena kebangkitan selalu datang bagi mereka yang tetap berharap.
Sabtu Suci mengajarkan bahwa keheningan bukan akhir. Dalam diam, harapan sedang dipersiapkan. Kebangkitan akan datang bagi mereka yang tetap percaya.
“Kesunyian hari Sabtu Suci mengajak kita untuk percaya bahkan ketika kita tidak melihat apa-apa.”— Paus Fransiskus
Leave a Reply